Banyak yang menghujat The 355 dengan memberikan julukan sebagai film aksi yang membosankan karena terlalu standar dan dibawah rata-rata. Tapi justru saya sangat menikmatinya dalam durasi hampir dua jam. The 355 adalah film yang sudah menarik perhatianku saat menyaksikan trailernya pertama kali. Dari dulu Saya selalu terpesona dengan aksi para wanita dalam sebuah misi dan menjadikan mereka sebagai karakter utama. Bukan pemeran pembantu yang ditempelkan dalam beberapa adegan dan hanya sebagai pemanis. Nah, sebelum menyaksikan The 355 jangan membawa ekspektasi terlalu tinggi, tidak ada yang berbeda dari film ini. The 355 layaknya seperti film-film agen rahasia pada umumnya yang berjuang untuk menyelamatkan dunia. Namun tidak semua film-film aksi yang membawa cerita seragam membosankan bukan? Dan The 355 contohnya.
Agen Mata-Mata Dari Berbagai Negara bersatu Untuk Menyelamatkan Dunia
Berawal dari sebuah Hardisk super canggih yang sangat berbahaya. Hanya dengan satu tombol apa pun bisa terjadi. Pesawat jatuh, listrik padam dan berbagai kekacauan di penjuru dunia. Hardisk tersebut menjadi rebutan para penjahat kelas kakap di seantero bumi. Jessica Chastain, Penelope Cruz, Fan Bing Bing dan Lupita Nyong’o harus bersatu padu mendapatkan benda yang sangat berbahaya demi keselamatan dunia. Mereka akan menyelesaikan misi penting ini dengan agen rahasia independen bertajuk The 355. Bagaimana aksi dan strategi yang akan mereka lakukan untuk menghalau semua musuh yang menghadang?
Baca Juga: Keren! Lima Fakta Kenapa India Pada Jago Coding
The 355 Masih Punya Daya Tarik Sebagai Film Agen Rahasia
Rasanya sudah banyak film yang mengangkat cerita tentang agen rahasia dimana wanita menjadi karakter utama. Sebut saja Red Sparrow, Salt, Atomic Blonde dan masih banyak lagi. Walaupun kisah-kisah sejenis agen rahasia sudah berseliweran, tapi The 355 masih punya pesona dan daya tarik untuk disaksikan. Saya jarang menemukan adegan-adegan mubazir dalam film ini. Setiap aksi yang ditampilkan terasa sayang untuk dilewatkan. Menurutku salah satu hal yang paling menarik dari film ini adalah cara penyajian karakter dan latar belakang setiap tokoh utamanya. Simon Kinberg selaku sutradara cukup berhasil menonjolkan para pemain dengan memberikan detail setiap karakter sebelum mereka menjalankan misi secara bersama.
Pesan Emosional Tentang Women’s Empowerment
Tidak bisa dipungkiri di balik sebuah cerita yang menampilkan wanita sebagai pemeran utama ada pesan implisit di dalamnya. Salah satunya adalah tentang Women Empowerment. Sama halnya dengan The 355, film ini secara tidak langsung ingin menunjukan bahwa wanita memiliki kekuatan setara dengan pria. Wanita juga memiliki peran yang sama dengan pria dalam berbagai aspek. Hal-hal berbau aksi yang membutuhkan kekuatan fisik tidak melulu harus seorang pria. Urusan wanita tidak selalu soal air mata dan berkaitan dengan emosional. Mereka juga bisa bertarung, bergelantungan di atas gedung, menembak tepat sasaran hingga peretas ulung komputer. The 355 mencoba menegaskan hal ini dan menjadikannya sebagai daya tarik untuk menggaet penonton. Dan menurutku cukup berhasil dan asik asik saja untuk disaksikan.
Baca Juga: Intip Penampilan Pamungkas Pemain The Matrix Resurrections Di Red Carpet Yuk!
Alur Cerita Yang Fluktuatif Bikin Bingung
The 355 disajikan dalam beberapa alur cerita yang up to down, tidak seperti tancap gas atau mesin motor yang semakin lama, makin memanas. Dan cara penyajian alur seperti ini menurutku cukup membingungkan. Ada beberapa bagian dimana kamu akan berpikir film sudah selesai, tapi justru masih ada klimaks yang berhamburan. Metode penyajian plot The 355 akan membuat penonton bingung beberapa saat. Saya sendiri sempat sudah mau beranjak dari depan layar. Hingga akhirnya aksi-aksi yang lebih seru dan menegangkan nongol.
Secara Keseluruhan The 355 Masih Punya Power Dan Layak Menjadi Rekomendasi
Walaupun The 355 mendapatkan nilai di bawah rata-rata dari IMDb(4,7/10) dan 25 % Rotten Tomatoes, tapi bukan berarti film ini hampa. Aksi tembak tembakan, adegan bela diri, hingga eksplorasi setiap karakter para tokohnya membuat The 355 masih punya power. The 355 khas seperti film-film aksi Hollywood pada umumnya yang selalu asik asik saja untuk ditonton, terlepas dari ide cerita yang sudah terlalu general. Menurutku The 355 bukan film yang gagal mempersembahkan cerita apik penuh aksi. Film ini masih punya pesona, membuat mata terus fokus ke depan layar bioskop dan mengabaikan sejenak notifikasi di layar smartphone. Dan satu hal yang tidak bisa dilupakan, para pemain The 355 berhasil membuat film ini semakin seru dan berwarna. Mungkin hal ini karena pengalaman mereka sebagai bintang besar yang sudah bermain puluhan film dari berbagai genre. Buat kamu yang doyan film aksi dengan menonjolkan karakter utama para wanita, The 355 adalah pilihan yang sempurna. Nikmatilah film ini tanpa membawa ekspektasi yang terlalu berlebihan.
Nah, buat kamu yang mau tahu informasi, review dan rekomendasi film tahun 2022, pantengin terus blog ini ya.